Ja'far thayyar r.a adalah saudara sepupu Rasul saw dan saudara lelaki Ali r.a.. Seluruh keturunan keluarganya terkenal dgn sifat2x murah hati, dermawan, berani dan berjiwa pahlawan. Tetapi ja'far r.a teristimewa dgn sifat kasih sayangnya terhadap orang2x miskin dan beliau senantiasa bergaul dgn mereka.
Pada zaman penindasan kaum Quraisy ja'far r.a berhijrak ke abesinia bersama beberapa orang muslim lainnya dan beliau jg yg menjadi pembela dan berhasil memindahkan orang2x islam ke istana raja Najasi. Setelah kembali dr abesinia beliau berhijrah ke madinah sampai akhirnya ja'far r.a gugur dalam peperangan mu'tah. Setelah mendengar kematiannya, Rasulullah saw pergi menemui keluarga ja'far r.a di rumahnya utk menentramkan hati keluarganya atas berita yg menyedihkan itu.
Beliau meriwayatkan satu peristiwa bersama saudaranya, Abdullah bin ja'far ketika mereka bersama sama menjalankan satu perdagangan. Abdullah bin zubair berkata, " Aku mendapati dalam buku catatan keuangan ayahku, bahwa engkau berhutan kpd ayahku satu juta dirham. "
Jawab abdullah bin ja'far, " Baiklah, engkau dapat mengambil kembali uang itu, kapan saja engkau suka. "
Maka abdullah bin zubair memeriksa kembali buku catatan ayahnya tetapi bliau mendapati bahwa bliau telah melakukan satu kekeliruan, seharusnya uang satu juta dirham itu diberikan kpd Abdullah bin ja'far dari ayahnya. Karena itu kemudian bliau bergegas menemui saudaranya abdullah bin ja'far r.a dan berkata, " Wahai saudaraku Abdullah, maafkan aku, sesungguhnya aku telah melakukan kekeliruan terhadapmu. Sebenarnya ayahkulah yg berhutang kepadamu. "
Abdullah bin ja'far mejawab, " Jika demikian keadaannya, aku menghalalkan hutang ayahmu itu."
Mendengar hal itu Abdullah bin zubair berkata, " Tidak wahai saudaraku, aku harus membayarnya."
Kata abdullah bin ja'far, "Baiklah jika demikian, engkau boleh membayarnya sesuai kemampuanmu." Jawab Abdullah bin zubair lagi, " Sebagai gantinya, maukah engkau menerima sebidang tanah yg kecil? "
Abdullah bin ja'far menjawab, " Ya, jika engkau tidak keberatan."
Abdullah bin zubair berkata, " Aku telah menyerahkan sebidang tanah yg tandus dan kering kepadanya. Abdullah bin ja'far telah memerintahkan pembantunya utk membawa sajadah dan membentangkannya diatas tanah yg tandus itu. Kemudian beliau pun pergi kesana dan mendirikan shalat 2 rakaat, cukup lama beliau bersujud. Stelah selesai beliau menunjuk ke satu arah dan menyuruh hambanya utk menggali tempat itu. Sesudah menggali maka keluarlah air dari perut bumi." ( Asadul Ghabah )
Sifat2x para sahabat yg diceritakan dlm bab ini adalah kebiasaan hidup mereka sehari hari. Peristiwa2x tsb bukanlah hal yg luar biasa dalam pandangan mereka. Subhanallah
Rasul saw memanggil putra2x ja'far r.a yaitu Abdullah, 'aun dan Muhammad, yg ketiga tiganya pd waktu itu masih kecil, lalu mentemtramkan hati mereka dan berdoa memohon rahmat Allah swt utk mereka. Putra2x ja'far semuanya mewarisi sifat2x ayah mereka terutama Abdullah yg sangat pemurah dan baik hati sehingga penduduk di situ memberi gelar dgn panggilan "Qutbus Sakha"( kepala para dermawan).
Abdullah telah berbaiat kpd Rasul saw ketika berusia 7 tahun. Ketika itu beliau membantu pamannya Ali r.a utk menolong seseorang, sampai orang yg ditolongnya itu memberikan fmpat ribu dirham kpd Abdullah. Tetapi Abdullah menolak pemberian itu sambil berkata, "Kami semua tidak menjual amalan baik kami". Subhanallah .
Suatu hari seseorang telah memberikan uang dua ribu dirham kpd Abdullah, teapi Abdullah membelanjakan semua uang itu dan membagikannya di jalan Allah.
Tersebut kisah seorang pedagang yg membawa sejumlah besar gula dagangnya utk dijual di pasar, tetapi ketika itu tdk ada seorang pembeli pun yg membeli gulanya dan hal ini sangat menyedihkan perasaannya. Ketika mengetahui hal itu, abdullah menyuruh pembantunya utk membeli semua gula itu lalu membagi bagikannya kpd penduduk di sekitarnya secara cuma2x. Abdullah r.a juga selalu menjadi tuan rumah bagi orang asing yg kemalaman di kota itu( Al Ishabah ).
Zubair r.a ketika ikut dalam satu peperangan, memanggil anaknya Abdullah dan mengatakan kpd nya bahwa beliau merasakan mungkin peperangan ini adalah peperangan terakhir dalam hidupnya dan zubair r.a hendaknya mewasiatkan kpd anaknya apabila beliau gugur di medan perang, hendaknya Abdullah menyelesaikan segala hutang2x nya. Zubair r.a menasihati anaknya agar menemui 'tuannya' apabila dia mendapatkan kesukaran dalam menyelesaikan hutangnya.
Abdullah tdk mengerti apa maksud perkataan ayahnya itu, lalu ia bertanya, " siapakah 'tuan' yg ayah maksudkan itu? ".
"Allah swt" jawab ayahnya pendek. Maka pada pertempuran itu zubair r.a telah gugur. Ketika Abdullah bin zubair r.a memeriksa buku keuangan ayahnya, beliau mendapati bahwa ayahnya masih memiliki hutang sekitar dua juta dirham. Karna bliau terkenal dgn sifat jujur dan amanahnya, banyak penduduk yg mempercayakan menyimpan uang mereka pd beliau.
Abdullah bin zubair r.a membelanjakan uang simpanan bg mereka yg memerlukannya dan bg mereka yg dilanda kemiskinan. Waktu demi waktu, akhirnya Abdullah r.a dapat melunasi hutang2x ayahnya itu. Beliau berkata, "Apabila aku dihadang oleh suatu kesukaran, maka aku akan berdoa, 'wahai tuan kepada zubair( maksudnya Allah-pen.) tolonglah aku ini' maka segala kesukaran itu pun akan lenyap."
Pada zaman penindasan kaum Quraisy ja'far r.a berhijrak ke abesinia bersama beberapa orang muslim lainnya dan beliau jg yg menjadi pembela dan berhasil memindahkan orang2x islam ke istana raja Najasi. Setelah kembali dr abesinia beliau berhijrah ke madinah sampai akhirnya ja'far r.a gugur dalam peperangan mu'tah. Setelah mendengar kematiannya, Rasulullah saw pergi menemui keluarga ja'far r.a di rumahnya utk menentramkan hati keluarganya atas berita yg menyedihkan itu.
Beliau meriwayatkan satu peristiwa bersama saudaranya, Abdullah bin ja'far ketika mereka bersama sama menjalankan satu perdagangan. Abdullah bin zubair berkata, " Aku mendapati dalam buku catatan keuangan ayahku, bahwa engkau berhutan kpd ayahku satu juta dirham. "
Jawab abdullah bin ja'far, " Baiklah, engkau dapat mengambil kembali uang itu, kapan saja engkau suka. "
Maka abdullah bin zubair memeriksa kembali buku catatan ayahnya tetapi bliau mendapati bahwa bliau telah melakukan satu kekeliruan, seharusnya uang satu juta dirham itu diberikan kpd Abdullah bin ja'far dari ayahnya. Karena itu kemudian bliau bergegas menemui saudaranya abdullah bin ja'far r.a dan berkata, " Wahai saudaraku Abdullah, maafkan aku, sesungguhnya aku telah melakukan kekeliruan terhadapmu. Sebenarnya ayahkulah yg berhutang kepadamu. "
Abdullah bin ja'far mejawab, " Jika demikian keadaannya, aku menghalalkan hutang ayahmu itu."
Mendengar hal itu Abdullah bin zubair berkata, " Tidak wahai saudaraku, aku harus membayarnya."
Kata abdullah bin ja'far, "Baiklah jika demikian, engkau boleh membayarnya sesuai kemampuanmu." Jawab Abdullah bin zubair lagi, " Sebagai gantinya, maukah engkau menerima sebidang tanah yg kecil? "
Abdullah bin ja'far menjawab, " Ya, jika engkau tidak keberatan."
Abdullah bin zubair berkata, " Aku telah menyerahkan sebidang tanah yg tandus dan kering kepadanya. Abdullah bin ja'far telah memerintahkan pembantunya utk membawa sajadah dan membentangkannya diatas tanah yg tandus itu. Kemudian beliau pun pergi kesana dan mendirikan shalat 2 rakaat, cukup lama beliau bersujud. Stelah selesai beliau menunjuk ke satu arah dan menyuruh hambanya utk menggali tempat itu. Sesudah menggali maka keluarlah air dari perut bumi." ( Asadul Ghabah )
Sifat2x para sahabat yg diceritakan dlm bab ini adalah kebiasaan hidup mereka sehari hari. Peristiwa2x tsb bukanlah hal yg luar biasa dalam pandangan mereka. Subhanallah
Rasul saw memanggil putra2x ja'far r.a yaitu Abdullah, 'aun dan Muhammad, yg ketiga tiganya pd waktu itu masih kecil, lalu mentemtramkan hati mereka dan berdoa memohon rahmat Allah swt utk mereka. Putra2x ja'far semuanya mewarisi sifat2x ayah mereka terutama Abdullah yg sangat pemurah dan baik hati sehingga penduduk di situ memberi gelar dgn panggilan "Qutbus Sakha"( kepala para dermawan).
Abdullah telah berbaiat kpd Rasul saw ketika berusia 7 tahun. Ketika itu beliau membantu pamannya Ali r.a utk menolong seseorang, sampai orang yg ditolongnya itu memberikan fmpat ribu dirham kpd Abdullah. Tetapi Abdullah menolak pemberian itu sambil berkata, "Kami semua tidak menjual amalan baik kami". Subhanallah .
Suatu hari seseorang telah memberikan uang dua ribu dirham kpd Abdullah, teapi Abdullah membelanjakan semua uang itu dan membagikannya di jalan Allah.
Tersebut kisah seorang pedagang yg membawa sejumlah besar gula dagangnya utk dijual di pasar, tetapi ketika itu tdk ada seorang pembeli pun yg membeli gulanya dan hal ini sangat menyedihkan perasaannya. Ketika mengetahui hal itu, abdullah menyuruh pembantunya utk membeli semua gula itu lalu membagi bagikannya kpd penduduk di sekitarnya secara cuma2x. Abdullah r.a juga selalu menjadi tuan rumah bagi orang asing yg kemalaman di kota itu( Al Ishabah ).
Zubair r.a ketika ikut dalam satu peperangan, memanggil anaknya Abdullah dan mengatakan kpd nya bahwa beliau merasakan mungkin peperangan ini adalah peperangan terakhir dalam hidupnya dan zubair r.a hendaknya mewasiatkan kpd anaknya apabila beliau gugur di medan perang, hendaknya Abdullah menyelesaikan segala hutang2x nya. Zubair r.a menasihati anaknya agar menemui 'tuannya' apabila dia mendapatkan kesukaran dalam menyelesaikan hutangnya.
Abdullah tdk mengerti apa maksud perkataan ayahnya itu, lalu ia bertanya, " siapakah 'tuan' yg ayah maksudkan itu? ".
"Allah swt" jawab ayahnya pendek. Maka pada pertempuran itu zubair r.a telah gugur. Ketika Abdullah bin zubair r.a memeriksa buku keuangan ayahnya, beliau mendapati bahwa ayahnya masih memiliki hutang sekitar dua juta dirham. Karna bliau terkenal dgn sifat jujur dan amanahnya, banyak penduduk yg mempercayakan menyimpan uang mereka pd beliau.
Abdullah bin zubair r.a membelanjakan uang simpanan bg mereka yg memerlukannya dan bg mereka yg dilanda kemiskinan. Waktu demi waktu, akhirnya Abdullah r.a dapat melunasi hutang2x ayahnya itu. Beliau berkata, "Apabila aku dihadang oleh suatu kesukaran, maka aku akan berdoa, 'wahai tuan kepada zubair( maksudnya Allah-pen.) tolonglah aku ini' maka segala kesukaran itu pun akan lenyap."