Beruntunglah kita karena terlahir dalam keadaan Islam. Bersyukurlah atas nikmat iman yang tidak dianugerahkan kepada semua manusia di muka bumi ini. Menjadi Muslim yang mukmin adalah kenikmatan terbesar bagi seorang manusia.
Tambahlah syukur itu saat kita tumbuh dalam naungan hidayah. Tatkala Allah Ta’ala mudahkan kita untuk mengenal Islam secara benar melalui Kalam Allah Ta’ala dan sabda Nabi-Nya. Bersyukurlah, sebab dari sekian banyak orang Islam, hanya sedikit yang diberi nikmat mengetahui dan mengamalkan sunnah Nabi yang mulia dan mengamalkannya secara lurus.
Sahabat, mari lantunkan alhamdulillah atas nikmat Islam itu. Karenanya, seseorang berhak mendapat surga. Surga sebagai tempat peristirahatan terbaik, yang jalannya pun sudah bisa diketahui dari sabda Nabi nan mulia.
Di antara jalan menuju surga itu, di antara amalan yang bisa ditempuh untuk berhak mendapat warisan surga itu, Nabi pernah menyampaikannya secara gamblang kepada para sahabatnya dalam banyak kesempatan.
Malam itu Rabiah bin Ka’ab menginap bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Adalah kegembiraan bagi para sahabat tatkala bisa mendampingi Nabi. Mereka dengan senang hati membantu keperluan yang dibutuhkan manusia teragung sepanjang sejarah itu.
Maka di antara bagian malam itu, Rabiah mendatangi tenda Rasulullah untuk mengantarkan air untuk berwudhu dan sejumlah keperluan lainnya.
Bahagianya, Rasulullah nan santun itu bertanya kepada sahabatnya itu, “Wahai Rabiah, apa yang kamu cita-citakan?” Tanya Nabi seketika dengan wajah berhias senyum nan sempurna.
Secara spontan, yang ditanya menjawab singkat, “Aku hanya ingin menemanimu di surga, ya Rasulullah.” Itulah jawaban orang pilihan ketika ditanya oleh manusia pilihan. Keinginan mereka tinggi nan mulia-surga. Tidak seperti kebanyakan kita yang cita-citanya jabatan, rumah mewah, harta, dan pernik duniawi nan remeh lainnya.
Ternyata, Nabi mengulangi tanya tersebut, “Selain itu, wahai Rabiah?” Yang ditanya menyahut segera, “Sama saja, wahai Rasulullah.” Lanjutnya, “Aku hanya ingin menemanimu di surga.”
“Jika demikian,” jawab sang Nabi, “bantulah aku untuk mewujudkan apa yang kamu inginkan,” lanjut Rasulullah, “dengan memperbanyak sujud,” pungkas Nabi menerangkan.
Itulah jawaban singkat sang Nabi. Andai citakan surga, jalannya adalah perbanyak sujud. Yakni menghambakan diri kepada Allah Ta’ala dengan ibadah yang shahih.
Sujud adalah posisi terbaik bagi seorang hamba. Itulah kondisi terdekat antara seorang hamba dengan Rabbnya. Ketika itu, Allah Ta’ala mendengar semua doa yang dipanjatkan, pinta ampunan dikabulkan, dan dikabulkan hajat bagi siapa yang meminta. [Pirman]