Sadar atau tidak, dalam bergulirnya siang dan malam, panas terik dan dinginnya malam ada sebuah hikmah dan pesan dari Allah.
Dibalik nyanyian merdu burung di keriuhan dedaunan hutan, suara decit katak bersahutan di musim hujan, adzan mengundang kita shalat yang tak hentinya, terus berkumandang saling berkaitan dari satu tempat ke tempat lainnya di seluruh bumi, hingga sinergisnya siang dan malam bergantian sebagai tanda memuji kebesaran dan patuh pada perintah pada Allah.
Sudah menjadi sunnatullah, semua makhluk di muka bumi dan di seantero langit memuji dan bertasbih pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يَقُولُونَ عُلُوًّا كَبِيرًا (٤٣) تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا -
Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka katakan, dengan ketinggian yang sebesar-besarnya. (43)
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (44)
'Bagaimana semut dan burung bertasbih?
Dalam surah al-Anbiyaa, ayat 79, Allah menyatakan, “Dan sudah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud.”
Bahkan hewan yang kita anggap remeh dan tak berguna pun bersepakat untuk memuji-Nya, seperti semut dan katak juga tak lupa berzikir kepada Allah.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, suara katak itu tasbih, memuji Allah. (HR. al-Nasai)
Hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Umar “Janganlah kamu membunuh katak karena bunyi menguaknya adalah tasbih”.
Juga dengan hadist dari Anas bin Malik “Janganlah kamu membunuh katak karena ia pernah melintasi di atas api Ibrahim serta membawa air di dalam mulutnya dan menyemburkannya ke atas api”.
Dari benda ciptaan Allah yang terkecil seperti ATOM, hingga yang luar besar seperti makhluk matahari dan bintang-bintang lain yang lebih besar seperti Sirius, Pollux, Arturus, Rigel, Aldebaran, Betelgeuse, Antares semuanya membuktikan dan bertasbih memujiNya.
Alam semesta ini begitu besar. Namun Allah selaku pencipta jauh lebih besar. Maha Besar Allah Tuhan Pencipta Alam! Maka bertasbihlah kepada Allah!
Gunung dan burung bertasbih dengan melaksanakan tanggungjawab mereka, supaya proses alam berjalan dengan lancar, tersusun, dan teratur. Alam pula bertasbih dengan terus mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Allah.
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya:
"Dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam: Sesungguhnya pernah seekor semut menggigit salah seorang Nabi lalu Nabi tersebut menyuruh supaya membakar sarang semut tersebut, tetapi Allah menurunkan wahyu kepadanya: Apakah hanya gara-gara seekor semut menggigitmu lantas kamu akan binasakan satu umat yang selalu membaca tasbih."
“Akan tetapi kamu tidak faham akan tasbih mereka.” . Hanya Nabi Sulaiman yang diberikan ilmu untuk memahami bahasa binatang.
Hikmah Dibalik Tasbih burung, semut dan matahari
Subhanallahu Maha Suci Allah atas keindahan penciptaannya, sebagai bukti bahwa Sang Pencipta menginginkan agar seluruh mahluknya untuk taat dan berada dalam garis edarnya sebagai manusia.
Ketika bulan dan matahari taat pada garis edarnya sebagai bentuk ketaatan pada Allah yang menciptakannya, lalu kita sebagai manusia apa yang harus kita lakukan?
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)
Allah pun menyindir kita dengan pertanyaan,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun [23]: 115)
Imam Ibnu Katsir –rahimahullah- berkata,Firman Allah : “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja)?” “Apakah kaling menyangka bahwa kalian diciptakan tanpa maksud, tujuan dan hikmah?” “Firman Allah, “bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” “Tidak dikembalikan ke negeri akhirat?” (Tafsir Al Qur`an Al Adzim: 5/500)
Manusia diciptakan dengan bentuk terbaik dan dimuliakan dengan akal pikiran, karunia Allah selanjutnya adalah menurunkan beragam rizki yang dengannya manusia mampu bertahan hidup di bumi ini. Allah berfirman,
أَمَّنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ
“Atau siapakah dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya?” (QS. Al Mulk [67]: 21)
Jika semut, katak, burung, bulan, matahari hingga Antares itu patuh dan tuduk pada Allah, itulah mengapa kita harus beribadah kepada Dzat yang telah mengaruniakan kepada kita segala hal yang kita miliki saat ini.
Begitulah Allah sering menyinggung nalar kita untuk berfikir di dalam Al Qur`an. Semoga Allah menuntun kita kepada petunjuk dan keridhaan-Nya
Dibalik pergantian siang dan malam tersebut sangatlah luar biasa, betapa ada mahluk Allah selain manusia yang terus menerus bergerak mengikuti perintah Allah agar terjadi keseimbangan kehidupan di langit dan bumi.
Juga sebagai tanda betapa Allah sayang pada hamba-hambanya, menciptakan siang untuk berkerja keras berjihad fii sabilillah dan malam untuk beristirahat sekaligus bersyukur pada Rabb yang menciptakan segala yang ada di langit dan bumi....
Subhanallahu...
Lalu, Sudahkan kita taat pada perintah Allah & Rasul-Nya seperti konsistensi taatnya bulan dan matahari? Sudahkah keluarga kita taat pada syariat Allah? Sudahkah kita taat pada perintah suami dan orang tua kita? Semoga (rojul/voa-islam)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/science/2013/11/13/27567/semut-katak-burung-matahari-bertasbih-pada-allah-bagaimana-kita/#sthash.U3Nb1Y3S.dpuf