Hari ini publik dikejutkan dengan berita Reza yang akan keluar dari NOAH. Drummer kenamaan itu akan meninggalkan blantika musik Indonesia demi mendalami agama. Teman-temannya sesama personel grup band yang dulunya bernama Peterpan itu juga terkejut. Namun, tidak demikian dengan anggota jamaah Tabligh yang telah mengenal Reza.
Wira Pratama menceritakan di akun Facebooknya, bahwa Reza telah cukup lama bersentuhan dengan dakwah. Telah beberapa kali pria kelahiran Poso, 11 Maret 1977 itu melakukan i’tikaf bersamanya.
I’tikaf terakhir bersama Reza yang juga sangat berkesan terjadi di Palembang.
“Alhamdulillah pernah beberapa kali itikaf tiga hari bersama beliau. Terakhir waktu beliau dan Noah Konser di Palembang (PTC),” tuturnya, “Setelah konser, semua personel kembali ke hotel kecuali Reza dan Aditional Basist mereka. Kami sama-sama gabung di jamaah Tabligh yang sedang itikaf tiga hari.”
Waktu i’tikaf bersama itu, Wira melihat penampilan Reza sangat sederhana. Jauh dari kesan seorang drummer dari grup band yang memuncaki blantika musik Indonesia. “Reza menggunakan jubah dan sendal jepit, dengan siwak yang selalu di tangan,” kenangnya.
Reza dan bebrapa jamaah kemudian keliling kampung di sekitar masjid untuk menyampaikan dakwah, mengajak umat kembali kepada iman. Sebenarnya banyak orang yang mengenali Reza sebagai seorang artis tetapi menurut Wira, ia tetap ‘istiqomah’.
Kalimat yang sangat diingat oleh Wira adalah ketika Reza menunjukkan kesungguhan taubatnya. “Tadi waktu konser, saya melalaikan ratusan umat dari shalat. Sekarang saya harus mengajak sebanyak-banyaknya umat untuk shalat”
Pemahaman Islam yang semakin baik itulah yang kemudian membuat Reza merasa bersalah jika terus-terusan melalaikan manusia dengan musik. Ia merasa perlu berhijrah, dan kemarin ia membuat mengatakan bahwa dirinya akan keluar dari NOAH mulai Januari 2015. Dan agaknya, ia akan meninggalkan dunia musik secara keseluruhan.
Sebelum Reza, Sakti Sheila on 7 juga telah bergabung dengan Jamaah Tabligh. Kisahnya dimulai saat ia hendak terbang ke Malaysia untuk menerima penghargaan musik. Ketika menunggu pesawat, ia masuk ke sebuah toko buku dan tertarik pada buku berjudul “Menjemput Sakaratul Maut Bersama Rasulullah”.
Buku tersebut kemudian ia pelajari dan menjadi wasilah taubatnya. Sakti menjadi rajin beribadah dan mempelajari Islam. Ia kemudian bergabung dengan Jamaah Tabligh dan pada tahun 2006 khuruj selama empat bulan ke India, Pakistan dan Bangladesh. [Muchlisin BK/kisahikmah.com]