10
Pemblokiran sejumlah situs Islam yang dilakukan atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membuat perhatian masyarakat tersita. Segera, protes umat Islam mengalir baik melalui pengaduan langsung ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) maupun melalui media sosial.
Menurut sumber Bersamadakwah di Kementerian Kominfo, hingga berita ini dimuat setidaknya sudah ada 1.600 email aduan yang memprotes pembolkiran situs Islam. Sedangkan di Twitter, protes atas pemblokiran tersebut dengan menggunakan tagar #KembalikanMediaIslam bertengger di nomor satu trending topicnasional dan sempat menjadi trending topic ketiga di tingkat internasional.
Akibatnya, berita lain seperti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar pada Sabtu (28/3/2015) lalu seakan tertutupi. Kenaikan BBM yang bisanya menimbulkan protes dan demo masyarakat, hari ini tidak begitu terdengar.
Selain menaikkan harga BBM, pemerintah Jokowi-JK juga disinyalir akan menjual PT Pertamina ke pihak swasta (privatisasi) melalui menjual obligasi milik Pertamina. Menurut Peneliti kebijakan publik dari Mubyarto Institut, Tarli Nugroho, pemerintah tidak akan secara terbuka melepas saham Pertamina melalui cara privatisasi langsung. Namun, Pemerintah akan menggunakan skema Initial Public Offering (IPO/penawaran umum perdana) untuk penjualan kepada publik agar dinilai wajar.
“Agar dianggap legal, maka dengan cara menjual obligasi yang terdaftar di bursa saham telah sesuai prosedur. Namun pada akhirnya korporasi swasta besarlah yang akan masuk dengan membeli saham perdana pertamina melalui obligasi itu,” ungkap Tarli seperti dikutip Fastnews Indonesia, Senin (30/3/2015).
Benarkah pemerintah akan menjual Pertamina di tengah berbagai isu yang menyita perhatian masyarakat? Atau setidaknya isu-isu tersebut untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari kenaikan BBM dan kebijakan yang dinilai tidak pro rakyat? Jika iya, benarlah teori deception yang dilontarkan oleh sejumlah pengamat. Bahwa berbagai isu itu hanya untuk menutupi hal lain yang lebih besar. [Ibnu K/bersamadakwah]