Penaklukan Andalusia pada tahun 92 H dianggap sebagai sebuah perluasan dari gerakan penaklukan Islam secara umum yang pada awalnya didasari oleh keinginan untuk menyebarkan agama Islam dan menyampaikannya kepada seluruh manusia.
Kondisi negara pada masa Al-Walid bin Abdul Malik dari Dinasti Umayyah juga cukup mendukung untuk melanjutkan gerakan penaklukan, karena kondisi Negara Islam secara umum pada saat itu cukup kondusif dan stabil, sehingga mengakibatkan munculnya keinginan untuk berjihad di kalangan masyarakat umum, baik secara resmi maupun atas dorongan dari masyarakat sendiri.
Di samping itu, kondisi negara di Afrika juga stabil, dan kaum muslimin yang berada di sana juga telah menanti-nanti kesempatan untuk kembali berjihad. Andalusia sendiri pada saat itu dipimpin oleh bangsa Gotic dari barat dengan raja mereka Roderick.
Penduduk Andalusia saat itu telah banyak menderita akibat kezhaliman yang dilakukan oleh pemerintahan itu. Mereka juga telah banyak mendengar tentang apa yang telah dilakukan oleh kaum muslimin dalam memerintah Afrika, juga tentang baiknya perilaku mereka, dan keadilan mereka terhadap rakyat dalam hukum, sehingga mereka sangat berharap agar dapat masuk ke dalam pemerintahan Islam, karena mereka merasa bahwa hal itu juga berarti akan menyelamatkan mereka dari kezhaliman yang tengah mereka hadapi[1].
Di sisi lain, kaum muslimin juga telah berpikir untuk menaklukkan Andalusia sejak masa khilafah Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu. Ditambah lagi dengan banyaknya bangsa Barbar yang masuk Islam dengan penuh kesadaran, dan sebagian dari mereka juga ada yang ditugaskan untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan administrasi dan militer di Afrika utara.
Semua ini menumbuhkan semangat yang besar di dalam diri mereka untuk menyebarkan Islam dan membuka wilayah-wilayah yang baru. Bagi mereka, Andalusia adalah negeri terdekat yang paling memungkinkan untuk ditaklukkan saat itu.
Musa bin Nushair, gubernur Afrika pada masa itu, juga telah mulai berpikir secara teknis tentang penaklukan Andalusia. Untuk itulah pada tahun 91 H ia mengirimkan sekelompok pasukan kecil yang beranggotakan 500 prajurit dan dipimpin oleh Tharif bin Malik untuk menyeberang menuju Andalusia.
Pasukan kecil ini berhasil memukul beberapa wilayah di selatan Andalusia dan kemudian kembali dengan selamat dan membawa banyak harta rampasan perang. Keberhasilan ini menjadi pendorong bagi Musa untuk menyiapkan pasukan yang lebih besar untuk melaksanakan penaklukan.[2]
__________________________
[1] Lihat: Ar-Raqiq Al-Qairawani: Tarikh Ifriqiyyah wa Al-Maghrib (73), Ibnu Al-Atsir:Al-Kamil (4/560-561).
[2] Ibnu Al-Atsir: Al-Kamil (4/561), Al-Muqri At-Tilmisani: Nafhu Ath-Thib (1/229-230).