Dari Aisyah-radhiyallahu anha-, bahwa ia berkata,”Tidaklah Rasulullah-Shallallahu Alaihi Wasallam-tergesa-gesa dalam perkataan seperti ketergesa-gesaan kalian ini. Akan tetapi beliau berbicara dengan perkataan jelas dan terpisah satu sama lain, (berhasil) mengafalnya siapa yang duduk padanya”. (At Tirmidzi, hadits hasan)
Ummul Mukminin Aisyah-Radhiyallahu anha- mengabarkan mengenai sifat perkataan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam-yang tidak tergesa-gesa. Dan sesungguhnya tujuan dari perkataan adalah sampainya maksud kepada pihak yang mendengar dan ia memahaminya. Dengan demikian, jika mengandung perintah maka ia ia ditaati, jika mengandung larangan maka ia dijauhi dan jika mengandung nasihat maka bisa diambil pelajaran. Sedangkan perkataan yang disampaikan dengan tergesa-gesa menyebabkan tidak dipahami. Namun jika perkataan itu disampaikan dengan tidak tergesa-gesa dan jelas maka akan lebih mudah dihafal.
Dari Anas bin Malik-Radhiyallahu anhu-, ia berkata,”Rasulullah –Shallalahu Alaihi Wasallam-mengulangi perkataanya tiga kali, agar bisa difahami darinya”. (At Tirmidzi, hadits hasan)
Pengulangan perkataan dan kalimat membantu perkataan itu untuk dihafal. Rasulullah-Shallallahu Alaihi Wasallam-menyampaikan perkataan pertama kali untuk dihafal anak-anak, kedua kali untuk dihafal para pemuda, dan ketiga kali untuk dihafal para orang tua. Sebagaimana banyak sahabat yang hafal hadits-hadits Rasulullah-Shallallahu Alaihi Wasallam-, baik dari mereka yang masih kanak-kanak, pemuda maupun dewasa. (Al Siyraqat As Saniyah, hal. 216,217)