AN Uyung Pramudiarja -
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Pada usia sekitar 11 bulan, anak-anak cenderung memiliki ketertarikan lebih besar terhadap kehidupan liar daripada mainan yang hanya benda mati. Daripada memberinya mainan, orangtua lebih disarankan memelihara binatang karena bisa membantu perkembangan mentalnya.
Sebuah penelitian di Rutgers University dan University of Virginia menunjukkan bahwa ketakutan terhadap binatang menyeramkan seperti ular dan laba-laba bukanlah sifat asli manusia khususnya anak-anak. Ketakutan itu baru muncul karena pengaruh lingkungan semasa pertumbuhan.
"Faktanya anak-anak melihat binatang itu sangat menarik, sehingga anak-anak bisa mendapat banyak keuntungan dari memelihara bintang," kata salah seorang peneliti, Vanessa LoBue seperti dikutip dari Telegraph, Sabtu (28/4/2012).
Dalam sebuah eksperimen, para peneliti menemukan bahwa anak usia 11 bulan sampai sekitar 3 tahun lebih menyukai binatang seperti ular, tokek dan tarantula atau laba-kaba raksasa. Hanya saja karena berbahaya, binatang itu dimasukkan kandang sehingga tidak bisa disentuh langsung.
Namun setidaknya, dalam penelitian itu terbukti bahwa anak-anak cenderung lebih tertarik melihat binatang daripada mainan seperti boneka dan mobil-mobilan. Bahkan boneka berbentuk binatang tidak bisa memuaskan rasa penasaran anak-anak terhadap dunia satwa.
Dalam kehidupan sehari-hari, para peneliti juga mengamati bahwa anak-anak lebih banyak bercerita atau bertanya tentang binatang daripada mainan. Menurut para peneliti, temuan ini membuka peluang bahwa rasa takut yang berlebihan atau phobia binatang bisa dicegah sejak kecil.
detikHealth