shutterstock
Para ilmuwan mengklaim bahwa senyawa yang ditemukan dalam kunyit dapat membantu meningkatkan kadar cathelicidin antimikroba peptida atau CAMP protein yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan berbagai bakteri, virus atau jamur. Seperti diketahui, kunyit merupakan rempah-rempah yang umum ditemukan di Asia dan telah digunakan selama 2.500 tahun dalam pengobatan tradisional India Ayurveda.
Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa vitamin D juga dapat meningkatkan kadar CAMP protein. Namun perbedaannya, kadar tinggi vitamin D dalam tubuh bisa menjadi racun dan dapat menyebabkan lebih banyak kalsium yang dilepas dalam darah sehingga menyebabkan hypercalcemia - yang dapat menyebabkan gejala seperti, tidak nafsu makan, mual, dan muntah.
Peneliti mengatakan bahwa hasil temuan ini bisa menjadi jalan bagi penelitian baru di bidang nutrisi dan farmakologi.
"Penelitian ini menjadi jalan baru untuk mengatur ekspresi gen CAMP," kata Adrian Gombart, seorang profesor biokimia dan biofisika di Linus Pauling Institute, Cornvallis, Oregon yang mempublikasikan temuan ini dalam Journal of Nutritional Biochemistry..
"Sungguh menarik dan agak mengejutkan bahwa kurkumin bisa melakukan itu dan ini dapat menjadi pilihan alternatif untuk mengembangkan terapi medis," tambahnya.
Gombart dan tim juga membandingkan efektivitas kurkumin dan omega-3 asam lemak dalam meningkatkan ekspresi gen CAMP. Hasilnya menunjukkan, asam lemak omega-3 tampaknya tidak berguna dalam meningkatkan protein. Sementara percobaan laboratorium menunjukkan, kurkumin pada kunyit memiliki kemampuan hampir tiga kali lipat mendongkrak kadar CAMP pada sel manusia.
"Kurkumin sebagai bagian dari kunyit, umumnya dikonsumsi dalam makanan pada tingkat yang cukup rendah," kata Gombart. "Namun, dengan konsumsi secara berkelanjutan dari waktu ke waktu seseorang bisa menjadi sehat dan membantu melindungi terhadap infeksi, terutama pada lambung dan usus," tambahnya.
Kurkumin, yang dikenal memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan, saat ini juga sedang dipelajari oleh para ilmuwan di Inggris sebagai suatu senyawa yang efektif untuk melawan kanker. Peneliti berharap, kurkumin dapat meningkatkan keberhasilan kemoterapi dan mengurangi efek samping.
"Kami telah menunjukkan bahwa kurkumin memiliki lebih dari 100 cara untuk merusak sel kanker, khususnya sel kanker di usus besar," kata Profesor Will Stewart dari England Universitas di Leicester.
"Salah satu mekanisme utama yang mempengaruhi cara kerja mereka (kurkumin) adalah bahwa mereka tumbuh di pembuluh darah," tambah Stewart.
KOMPAS.com -